Selasa, 21 September 2010

d'massive

Sekelumit Hubungan masivers dan Band dmassive

Restu Guntoro tak menyangka, kegemarannya pada lagu karya kelompok d'Masiv bakal memberinya dampak lain. Semula, remaja kelahiran Tangerang, 16 tahun lalu, itu hanya kagum dan menyukai tembang macam Cinta Ini Membunuhku. Kesukaannya pada band itu pula yang membuatnya bergabung dalam klub penggemar d'Masiv.

Dalam sebuah kesempatan bertemu personel d'Masiv, Restu bercerita tentang kanker tulang belakang yang dideritanya. Ia telah menjalani 17 kali kemoterapi. Namun Restu tetap percaya, ada sinar di ujung terowongan. Demi mendengar cerita dan perjuangan Restu itu, Rian Ekky Pradipta, vokalis d'Masiv, pun trenyuh.

Semua yang ia simak dari cerita Restu itu dituangkan dalam sebuah lagu. Saking masuknya kisah Restu tadi ke dalam benak Rian, ia tidak butuh waktu lama untuk menciptakan lagu yang kemudian diberi judul Jangan Menyerah itu. Hanya tiga menit, lengkap dengan syairnya. Progresi akor pun dibuat sangat simpel: F, G, Am, dan C saja.

Dikemas dalam bentuk album mini, bersama satu tembang lagi berjudul Minta Ampun Aku, lagu itu langsung diterima khalayak. Dalam waktu singkat, Jangan Menyerah mengalun di berbagai stasiun radio, dan semua orang mengakui bahwa lagu itu sangat menyentuh.

Dengan background penciptaan macam itu, tak pelak, lagu tersebut menjadi anthem bagi mereka yang sedang berjuang melawan penyakit. Restu sendiri mengakui bahwa dia makin bersemangat melawan penyakitnya. "Album ini kami dedikasikan untuk anak-anak yang kurang beruntung," ujar Rian.

Lagu tersebut adalah sebuah bukti hubungan erat yang terjalin antara d'Masiv dan para penggemarnya, yang mendapat sebutan Masiver. Hubungan itu tak hanya di permukaan, tapi lebih dalam. Kelompok d'Masiv memang cukup dikenal sebagai band yang sangat menghargai dan menghormati para penggemarnya.

Tidak lain karena manajemen band itu menggarisbawahinya. Sedapat mungkin, demikian kebijakan manajemen band itu, d'Masiv didekatkan dengan Masiver. "Kadang kami mengajak beberapa dari mereka untuk ikut tur," kata M. Adolfis, Manajer d'Masiv.

Kebijakan macam ini dibuat dengan pemikiran bahwa para penggemar adalah aset yang tak ternilai harganya. Tidak hanya dalam konteks ekonomi, melainkan juga dari sisi lain. Penggemar, bagi d'Masiv dan band-band yang lain, adalah stakeholder yang tidak boleh dihargai sebatas jumlah merchandise yang berpindah tangan, tiket konser yang laku, album yang terjual, atau ring back tone (RBT) yang terunduh.

Seluruh personel band d'Masiv menyadari pentingnya peran Masiver, terutama karena mereka mengikuti band ini sejak masih bergerilya dari satu ke lain festival band. Masiver menjadi energi dan pemberi semangat saban mereka tampil. Masiver pula yang mendorong d'Masiv untuk sampai di posisinya sekarang: menjadi band dengan RBT yang diunduh sebanyak 6 juta kali, show yang memenuhi semua tanggal di tiap bulan, dan tentu saja pendapatan yang jauh dari sedikit.

Karena itu, para Masiver, yang secara resmi berjumlah 7.000 orang, kemudian dikelola secara profesional. Secara teratur, jadwal band ini dicantumkan di situs resmi khusus untuk Masiver, masivers.com. Berita terkini seputar kegiatan band itu turut menjadi bagian dari situs tadi. Seperti yang lazim dilakukan manajemen band lain, d'Masiv turut pula memanfaatkan jejaring sosial macam Facebook atau Friendster.

Upaya menyebarkan informasi terkini itu perlu dilakukan karena Masiver bukan penggemar yang pasif. Ferry Aditya, misalnya, rajin menyambangi warung internet demi memperoleh info teranyar tentang d'Masiv. "Biasanya ngeliat Friendster d'Masiv, kasih comment, atau ngecek jadwal manggung," kata Ferry kepada Gatra.

Bila band pujaannya tersebut menggelar pertunjukan di wilayah Jabodetabek, remaja berusia 16 tahun itu pasti menyaksikannya. "Kalau dirata-rata, sebulan bisa tiga kali nonton acara d'Masiv," katanya. Ferry tidak pernah jera mengikuti band favoritnya itu, meski harus kecopetan, terserempet mobil, jatuh dari eskalator, hingga pingsan.

Meski mendapat respons positif, manajemen band itu tak berhenti sampai di sana. Agar hubungan band dengan fans makin erat, manajemen d'Masiv berencana menggelar acara "Kemah Bareng". "Tinggal mencocokkan jadwal," kata Adolfis. Ketika kabar tentang kegiatan itu disampaikan, animo calon peserta, seperti sudah diduga, sangat tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar